Selasa, 01 Februari 2011

PERAN IBU DALAM KELUARGA

Ibu sebagai sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat ramah tamah, asah, asih, dan asuh kepada anaknya; pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan pendidikan berupa kesetiaan terhadap tanggung jawab; sebagai tempat pencurahan isi hati yang memberikan pendidikan berupa sikap keterusterangan, terbuka dan tidak suka menyimpan derita atau rasa pribadi.
Disamping itu, ibu sebagai pengatur kehidupan rumah tangga yang memberikan pendidikan berupa ketrampilan-ketrampilan khusus, dan sebagai penghubung antara ibu yang dapat mendidik anaknya berupa hidup rukun, gotong royong, ukhuwah, toleransi, serta menciptakan suasana harmonis, dan kreatif; dan sebagai pendidik bidang emosi anak yang dapat mendidik anaknya berupa kepekaan daya rasa dalam memandang sesuatu, yang melahirkan kecerdasan emosional.
Seorang ibu mempunyai peran utama dalam pembinaan anak-anaknya di keluarga, karena kodrat dan fungsinya lebih mengarah pada tugas tersebut. Oleh karena itu, tidak layak jika ibu mendapatkan pendidikan yang sama dengan pendidikan ayah, karena hal itu dapat memerkosa tabiat dan kodrat wanita, dan merupakan pelanggaran terhadap hukum-hukum dasar manusia (human nature) pemberian Allah SWT dan merupakan penyimpangan dari tugas hidup manusia yang mengakibatkan emansipasi wanita yang tidak sehat. Penyamaan pendidikan wanita dan pria menyebabkan banyak ditemukan wanita bekerja, sementara suaminya menganggur; wanita-wanita hidup dalam kesenangan pribadi sementara anak-anak yang membutuhkan kasih sayangnya terlantar dan haus akan kasih sayangnya; dan munculnya krisis keluarga yang mengakibatkan dominasi kekuasaan suami beralih pada istri dan tidak jarang terjadi perceraian yang justru uniknya kebanyakan dari istri-istri yang terpelajar tinggi. Disinilah perlu adanya sistem pendidikan Islam yang khusus menangani kasus semacam di atas, sehingga wanita (ibu) benar-benar berfungsi sebagai pendidik utama dalam keluarga. Dalam syair dikatakan ; "Ibu adalah (lembaga) sekolah, ia dipersiapkan agar dapat membentuk bangsa yang baik dan kuat." Dalam syair lain disebutkan : "Orang yatim bukanlah orang yang ditinggalkan kesusahan hidup sehingga ia hina oleh ayahnya, tetapi sesungguhnya yatim adalah seorang yang ibunya tidak memedulikan pendidikan sedang ayahnya sibuk selalu". Apabila ayah dan ibu telah memerankan fungsinya sebagai pendidik keluarga, dalam keluarga itu tercipta suatu interaksi edukatif, yang saling didukung masing-masing pihak.
(Dikutip dari "Ilmu Pendidikan Islam" Dr. Abdul Mujib, M.Ag. & Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar